Selamat membaca
Mei 2014
semoga bermanfaat

Arsip Blog

Diberdayakan oleh Blogger.

KUMPULAN ASUHAN KEPERAWATAN ( ASKEP ) DAN CERPEN GORESAN PENAKU

Cerpen SPK Depkes Makassar in Memorial


SPK DEPKES MAKASSAR in Memorial
Oleh : Afif Natsir

Gema suara adzan subuh seakan mengusik sang pemimpi yg tengah lelap dlm dekapan selimut di  atas tilam yg tak pernah jenuh menahan beban yg tak pernah absen menemani tuan mereka saat malam menjelang. Aq terjaga dari tidur yg setidaknya mampu melepas kepenatan dari segala rutinitas yg cukup melelahkan. di sebuah ruang kecil yg hanya berukuran 3x4 meter dengan 1 buah tempat tidur yg idealnya hanya cukup dihuni oleh satu orang, namun beruntung seorang teman rela berbagi tempat untuk menampung aq di kamar kecil itu, meski harus bertarung melawan pengap dan rasa gerah yg seakan membuat mata sukar terpejam, namun bagiku itu sudah cukup memberi tempat untuk hidup di kota daeng yg jauh dari famili dan sanak saudara. yach.. Asrama KPMP ( Kesatuan Pelajar Mahasiswa Pinrang ) menjadi tempat bernaung sementara dalam perjuanganku menyelesaikan studi di sebuah sekolah kesehatan terfaforit kala itu..” SPK DEPKES UJUNG PANDANG “.
Kegiatan Pra Pengenalan Study atau lebih dikenal dengan istilah “ PPS ” yg baru dimulai sejak kemarin membuatq sukar tuk membuka mata, mungkin karena terlalu letih dari kegiatan PPS yg banyak menguras energi serta tekanan psikologis, entahlah… yg jelas hari ini aq harus bangun lebih awal dan berangkat ke kampus lebih cepat  jk tidak ingin menjadi kayu gelondongan yg siap dikapak menjadi serpihan kayu bakar oleh kakak senior yg sudah menanti di pintu gerbang SPK Depkes Banta-bantaeng.
“ Hai Botak..!! kemari…, gertak salah seorang senior dengan mata menyalak menatapku saat baru beberapa langkah hendak masuk ke pintu gerbang, aq berlari - lari kecil sambil menenteng tas yang terbuat dari karung gandum yg sengaja didesain layaknya tas gendongan yg di jual di pasaran, “ Sudah Jam berapa sekarang hah..? “ j…jam lima Kak..” ucapku sedikit gugup.” bohong…” ucapnya dengan nada suara yg lebih tinggi. Coba lihat jam tanganku, dsini jelas-jelas  sudah menunjukkan jam 06 pagi, qm sengaja terlambat y? mataku sejenak melongok hendak memastikan ucapan seniorq yg terlihat semakin garang, aq menangkap sinyal aneh ketika kulihat jam tangan di lengannya betul telah menunjukkan jam 06 WITA. Padahal jelas sekali dalam ingatanku bahwa aq meninggalkan asrama KPMP sebelum jam 5 subuh, atau mungkin rasa kantuk membuat retina mataku keliru mempersepsikan jarum jam dinding yg menggantung di kamarku ? “ Ah…tidak, ini pasti sabotase ”, ucapku membathin.
Di sudut lain tampak beberapa teman mengalami nasib yg sama denganku, ada yg disuruh jongkok, push up, kengkreng atau sekedar berlari-lari kecil sambil meneriakkan semboyan yg dipesan oleh senior, ah.. ada-ada saja kesalahan yg membuat qmi harus dihukum atau bahkan diwawancarai panjang lebar tanpa ujung pangkal, hal yg paling aq suka waktu itu adalah jika senior menghukum aq dgn disuruh menyanyi, he..he.. it’s my favorite, dan menurutku itulah hukuman paling ringan dan sekaligus paling mudah aq lakukan ketimbang harus push up atau kengkreng.
****
Sekolah itu terbilang sudah tua, telah banyak alumnus yg pernah digelontorkannya dan sebagian besar  menghuni beberapa Rumah sakit ataupun Puskesmas di seantero makassar dan sekitarnya. Dan tahun itu kembali merekrut calon petugas kesehatan yg nantinya dipersiapkan untuk mengabdi  di beberapa instansi pemerintah dalam lingkup pemerintah setempat sebagai tenaga paramedis ( Perawat ). Ternyata tuhan telah menggiring langkahku untuk ikut ambil bagian menjadi salah seorang calon perawat yang akan mengikuti studi di sekolah terfavorit itu, setelah menyisihkn ribuan peserta dalam sebuah seleksi penerimaan yg digelar tahun itu.
****
Setelah fase orientasi usai, seluruh calon peserta didik diharuskan menghuni Asrama SPK Depkes, tak terkecuali denganku, dengan membawa perlengkapan alakadarnya hari itu aq bergegas meninggalkan asrama KPMP menuju tempat hunian baru di Asrama SPK. Letaknya tepat berada di belakang kampus, gedung ASPURA berada pada sisi kanan dan di sebelahnya terdapat 2 gedung ASPURI, antara kedua gedung tersebut dipisahkan oleh  lapangan volly ball, yg tak jarang juga dijadikan sebagai lapangan  sepak bola saat musim hujan tiba. yach… ketika musim hujan lapangan itu seringkali beralih fungsi menjadi lapangan sepak bola, entah mengapa rekan2 lbh suka main bola ketimbang main volly saat hujan deras mengguyur kota daeng, mgkin karena bola licin tak terlalu bersahabat untuk dimainkan oleh tangan, jadinya lebih asyik digelindingkan oleh kaki-kaki tanpa sepatu, pernah suatu waktu saat main bola di tengah hujan deras, sebuah tendangan nyasar yang keras memecahkan kaca jendela Asrama PPB bidan, yg tepat berada di samping lapangan, spontan seluruh penghuninya berhamburan keluar dan akhirnya acara kejuaraan sepak bola musim dingin jadi berabe, ha..ha.. semua kaburrrr…. Takut dapat omelan bidan Galak yg seakan ingin menelan qt bulat-bulat.
****
15 tahun sudah peristiwa itu telah berlalu…, kucoba mengurai kembali  peristiwa masa lalu di atas lembaran kertas meski dengan goresan yang sukar difahami, mungkin karena memoryku tak lg mampu membaca setiap cerita yg pernah ditorehkan masa, sehingga hanya secuil dari seluruh cerita yg masih tersisa dalam benakku, namun bagiku cukup untuk mengenang sekolah yg telah mengantarkan hidupku hingga seperti sekarang. Buat rekan2 sejawat, jgn pernah pesimis dgn profesi yg telah membesarkan qt, berjuanglah hingga profesi ini menjadi sebuah profesi yg mendapat tempat layaknya profesi lain, buktikan bahwa perawat mampu mandiri dengan ilmu dan profesinalisme yg dimilki, salam untuk seluruh rekan2 alumni SPK DEPKES MAKASSAR…

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN KASUS THYPOID

 


A. PENGERTIAN

Typhoid adalah penyakit infeksi sistemik akut yang disebabkan infeksi salmonella Thypi. Organisme ini masuk melalui makanan dan minuman yang sudah terkontaminasi oleh faeses dan urine dari orang yang terinfeksi kuman salmonella. ( Bruner and Sudart, 1994 ).
Typhoid adalah penyakit infeksi akut usus halus yang disebabkan oleh kuman salmonella thypi dan salmonella para thypi A,B,C. sinonim dari penyakit ini adalah Typhoid dan paratyphoid abdominalis. (Syaifullah Noer, 1996).
Typhoid adalah suatu penyakit pada usus yang menimbulkan gejala-gejala sistemik yang disebabkan oleh salmonella typhosa, salmonella type A.B.C. penularan terjadi secara pecal, oral melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi (Mansoer Orief.M. 1999).


B. ETIOLOGI
Etiologi typhoid adalah salmonella typhi. Salmonella para typhi A. B dan C. ada dua sumber penularan salmonella typhi yaitu pasien dengan demam typhoid dan pasien dengan carier. Carier adalah orang yang sembuh dari demam typhoid dan masih terus mengekresi salmonella typhi dalam tinja dan air kemih selama lebih dari 1 tahun.


C. PATOFISIOLOGI
Penularan salmonella thypi dapat ditularkan melalui berbagai cara, yang dikenal dengan 5 F yaitu Food (makanan), Fingers (jari tangan / kuku), Fomitus (muntah), Fly (lalat), dan melalui Feses.
Feses dan muntah pada penderita typhoid dapat menularkan kuman salmonella thypi kepada orang lain. Kuman tersebut dapat ditularkan melalui perantara lalat, dimana lalat akan hinggap dimakanan yang akan dimakan oleh orang yang sehat. Apabila orang tersebut kurang memperhatikan kebersihan dirinya seperti mencuci tangan dan makanan yang tercemar kuman salmonella thypi masuk ke tubuh orang yang sehat melalui mulut. Kemudian kuman masuk ke dalam lambung, sebagian kuman akan dimusnahkan oleh asam lambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus bagian distal dan mencapai jaringan limpoid. Di dalam jaringan limpoid ini kuman berkembang biak, lalu masuk ke aliran darah dan mencapai sel-sel retikuloendotelial. Sel-sel retikuloendotelial ini kemudian melepaskan kuman ke dalam sirkulasi darah dan menimbulkan bakterimia, kuman selanjutnya masuk limpa, usus halus dan kandung empedu.

D. TANDA DAN GEJALA

Masa tunas typhoid 10 - 14 hari
  1. Minggu I
    Pada umumnya demam berangsur naik, terutama sore hari dan malam hari. Dengan keluhan dan gejala demam, nyeri otot, nyeri kepala, anorexia dan mual, batuk, epitaksis, obstipasi / diare, perasaan tidak enak di perut.
  2. Minggu II
    Pada minggu II gejala sudah jelas dapat berupa demam, bradikardi, lidah yang khas (putih, kotor, pinggirnya hiperemi), hepatomegali, meteorismus, penurunan kesadaran.

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Laboratorium :
  1. Uji Widal
    Uji widal adalah suatu reaksi aglutinasi antara antigen dan antibodi (aglutinin). Aglutinin yang spesifik terhadap salmonella thypi terdapat dalam serum klien dengan typhoid juga terdapat pada orang yang pernah divaksinasikan. Antigen yang digunakan pada uji widal adalah suspensi salmonella yang sudah dimatikan dan diolah di laboratorium. Tujuan dari uji widal ini adalah untuk menentukan adanya aglutinin dalam serum klien yang disangka menderita typhoid. Akibat infeksi oleh salmonella thypi, klien membuat antibodi atau aglutinin yaitu :
    • Aglutinin O, yang dibuat karena rangsangan antigen O (berasal dari tubuh kuman).
    • Aglutinin H, yang dibuat karena rangsangan antigen H (berasal dari flagel kuman).
    • Aglutinin Vi, yang dibuat karena rangsangan antigen Vi (berasal dari simpai kuman).
      Dari ketiga aglutinin tersebut hanya aglutinin O dan H yang ditentukan titernya untuk diagnosa, makin tinggi titernya makin besar klien menderita typhoid.
  1. Pemeriksaan SGOT DAN SGPT
    SGOT dan SGPT pada demam typhoid seringkali meningkat tetapi dapat kembali normal setelah sembuhnya typhoid.

F. PENATALAKSANAAN
  1. Perawatan
    • Pasien diistirahatkan 7 hari sampai demam turun atau 14 hari untuk mencegah komplikasi perdarahan usus.
    • Mobilisasi bertahap bila tidak ada panas, sesuai dengan pulihnya tranfusi bila ada komplikasi perdarahan.

  1. Diet
    • Diet yang sesuai, cukup kalori dan tinggi protein.
    • Pada penderita yang akut dapat diberi bubur saring.
    • Setelah bebas demam diberi bubur kasar selama 2 hari lalu nasi tim.
    • Dilanjutkan dengan nasi biasa setelah penderita bebas dari demam selama 7 hari.

  1. Pengobatan
    1. Klorampenikol
    2. Tiampenikol
    3. Kotrimoxazol
    4. Amoxilin dan ampicillin


ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TYPHOID

A. PENGKAJIAN
  1. Riwayat Kesehatan Sekarang
    Mengapa pasien masuk Rumah Sakit dan apa keluahan utama pasien, sehingga dapat ditegakkan prioritas masalah keperawatan yang dapat muncul.
  2. Riwayat Kesehatan Sebelumnya
    Apakah sudah pernah sakit dan dirawat dengan penyakit yang sama.
  3. Riwayat Kesehatan Keluarga
    Apakah ada dalam keluarga pasien yang sakit seperti pasien.
  4. Riwayat Psikososial
    Intrapersonal : perasaan yang dirasakan klien (cemas / sedih)
    Interpersonal : hubungan dengan orang lain.
  5. Pola Fungsi kesehatan
    Pola nutrisi dan metabolisme :
  6. Biasanya nafsu makan klien berkurang karena terjadi gangguan pada usus halus.
    Pola istirahat dan tidur
  7. Selama sakit pasien merasa tidak dapat istirahat karena pasien merasakan sakit pada perutnya, mual, muntah, kadang diare.
  8. Pemeriksaan Fisik
    • Kesadaran dan keadaan umum pasien
      Kesadaran pasien perlu di kaji dari sadar - tidak sadar (composmentis - coma) untuk mengetahui berat ringannya prognosis penyakit pasien.
    • Tanda - tanda vital dan pemeriksaan fisik Kepala - kaki
      TD, Nadi, Respirasi, Temperatur yang merupakan tolak ukur dari keadaan umum pasien / kondisi pasien dan termasuk pemeriksaan dari kepala sampai kaki dengan menggunakan prinsip-prinsip inspeksi, auskultasi, palpasi, perkusi), disamping itu juga penimbangan BB untuk mengetahui adanya penurunan BB karena peningakatan gangguan nutrisi yang terjadi, sehingga dapat dihitung kebutuhan nutrisi yang dibutuhkan.

B. MASALAH KEPERAWATAN YANG MUNCUL
  1. Peningkatan suhu tubuh b.d proses infeksi salmonella thypi.
  2. Resiko tinggi pemenuhan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak adekuat.
  3. Kurangnya pengetahuan tentang penyakitnya berhubungan dengan kurang informasi.

C.INTERVENSI

Diagnosa Keperwatan 1. :
Peningkatan suhu tubuh b.d proses infeksi salmonella thypi.
Tujuan : Suhu tubuh normal
Intervensi :
  • Observasi suhu tubuh klien
    Rasional : mengetahui perubahan suhu tubuh.
  • Beri kompres dengan air hangat (air biasa) pada daerah axila, lipat paha, temporal bila terjadi panas
    Rasional : melancarkan aliran darah dalam pembuluh darah.
  • Anjurkan keluarga untuk memakaikan pakaian yang dapat menyerap keringat seperti katun
    Rasional : menjaga kebersihan badan
  • Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat anti piretik
    Rasional : menurunkan panas dengan obat.

Diagnosa Keperawatan 2. :
Resiko tinggi pemenuhan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak adekuat
Tujuan : Nutrisi kebutuhan tubuh terpenuhi
Intervensi :
  • Kaji pola nutrisi klien
    Rasional : mengetahui pola makan, kebiasaan makan, keteraturan waktu makan.
  • Kaji makan yang di sukai dan tidak disukai
    Rasional : meningkatkan status makanan yang disukai dan menghindari pemberian makan yang tidak disukai.
  • Anjurkan tirah baring / pembatasan aktivitas selama fase akut
    Rasional : penghematan tenaga, mengurangi kerja tubuh.
  • Timbang berat badan tiap hari
    Rasional : mengetahui adanya penurunan atau kenaikan berat badan.
  • Anjurkan klien makan sedikit tapi sering
    Rasional : mengurangi kerja usus, menghindari kebosanan makan.
  • Kolaborasi dengan ahli gizi untuk pemberian diet
    Rasional : mengetahui makanan apa saja yang dianjurkan dan makanan yang tidak boleh dikonsumsi.

Diagnosa Keperawatan 3. :
Kurangnya pengetahuan tentang penyakitnya berhubungan dengan kurang informasi
Tujuan : Pengetahuan keluarga meningkat
Intervensi :
  • Kaji sejauh mana tingkat pengetahuan pasien tentang penyakitnya
    Rasional : mengetahui apa yang diketahui pasien tentang penyakitnya.
  • Beri pendidikan kesehatan tentang penyakit dan perawatan pasien
    Rasional : supaya pasien tahu tata laksana penyakit, perawatan dan pencegahan penyakit typhoid.
  • Beri kesempatan pasien dan keluaga pasien untuk bertanya bila ada yang belum dimengerti
    Rasional : mengetahui sejauh mana pengetahuan pasien dan keluarga pasien setelah di beri penjelasan tantang penyakitnya.
  • Beri reinforcement positif jika klien menjawab dengan tepat
    Rasional : memberikan rasa percaya diri pasien dalam kesembuhan sakitnya.


Popular post

Template Oleh trikmudahseo